Kuliner
Kompyang menjelaskan akan dipasang pergola pada area kuliner. Pergola atau atap ini sebelumnya sudah dipasang di area depan pasar.
"Untuk (penataan) Pasar Badung kami sedang dalam progres pembicaraan dengan para pedagang dan pada intinya mereka siap. Tapi, dananya dari swadaya pedagang nanti," jelasnya.
Menurut Kompyang, selama ini para pedagang kuliner di kawasan tersebut belum dikenakan biaya sewa. Mereka hanya dikenakan biaya operasional pasar sekitar Rp 15 ribu per hari.
Nantinya ketika swadaya telah dilaksanakan, pihaknya kemungkinan akan memberikan kompensasi berupa gratisnya biaya sewa sekitar beberapa bulan atau satu tahun. Sehingga nanti pedagang hanya membayar biaya operasional pasar saja.
"Nanti maksimal Rp 10 juta (per satu pedagang). Kan ada 62 pedagang dan di sana juga ada pedagang pelataran dagang buah, sayur dan lainnya yang sif malam. Mereka juga akan kami ikutkan swadaya sehingga nantinya ada 150 pedagang," katanya.
Menurut Kompyang, semakin banyak pedagang yang menyetor iuran, biayanya akan semakin ringan. Perumda Pasar nantinya akan menawarkan konsep dan model penataan. Sementara, untuk panitia dan rencana anggaran biaya bakal disepakati dan dilakukan oleh pedagang.
"Fasilitas yang kami berikan nanti utamanya tempat berjualan yang representatif. Di sana juga kami akan menekankan bagaimana menjaga kebersihan, menyiapkan tong sampah yang sampahnya harus sudah diolah, mana yang organik dan anorganik. Ini karena kami ingin menonjolkan image dari (pedagang) kuliner ini bahwa taat pada segala aturan yang ada di Kota Denpasar," pungkasnya. (Red/team)
Pedagang Kuliner Pasar Badung Iuran Maksimal Rp 10 Juta untuk Bikin Atap
DENPASAR, BeritaTempo.online || Lokasi pedagang kuliner di Pasar Badung bakal ditata dengan menggunakan pola swadaya. Satu pedagang akan ditagih maksimal Rp 10 juta untuk penataan. Setiap hari sekitar 60 pedagang kuliner berjualan dari sore hingga malam di bagian timur gedung pasar tersebut.
"Sekarang kan kuliner di Pasar Badung sudah mulai viral. Harapan kami dengan tempat yang nyaman, kebersihan yang lebih ditata, dan bagus konsepnya sehingga menjadi daya tarik di pasar ini," ujar Dirut Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata yang dihubungi, Sabtu (27/7/2024).Kompyang menjelaskan akan dipasang pergola pada area kuliner. Pergola atau atap ini sebelumnya sudah dipasang di area depan pasar.
"Untuk (penataan) Pasar Badung kami sedang dalam progres pembicaraan dengan para pedagang dan pada intinya mereka siap. Tapi, dananya dari swadaya pedagang nanti," jelasnya.
Menurut Kompyang, selama ini para pedagang kuliner di kawasan tersebut belum dikenakan biaya sewa. Mereka hanya dikenakan biaya operasional pasar sekitar Rp 15 ribu per hari.
Nantinya ketika swadaya telah dilaksanakan, pihaknya kemungkinan akan memberikan kompensasi berupa gratisnya biaya sewa sekitar beberapa bulan atau satu tahun. Sehingga nanti pedagang hanya membayar biaya operasional pasar saja.
"Nanti maksimal Rp 10 juta (per satu pedagang). Kan ada 62 pedagang dan di sana juga ada pedagang pelataran dagang buah, sayur dan lainnya yang sif malam. Mereka juga akan kami ikutkan swadaya sehingga nantinya ada 150 pedagang," katanya.
Menurut Kompyang, semakin banyak pedagang yang menyetor iuran, biayanya akan semakin ringan. Perumda Pasar nantinya akan menawarkan konsep dan model penataan. Sementara, untuk panitia dan rencana anggaran biaya bakal disepakati dan dilakukan oleh pedagang.
"Fasilitas yang kami berikan nanti utamanya tempat berjualan yang representatif. Di sana juga kami akan menekankan bagaimana menjaga kebersihan, menyiapkan tong sampah yang sampahnya harus sudah diolah, mana yang organik dan anorganik. Ini karena kami ingin menonjolkan image dari (pedagang) kuliner ini bahwa taat pada segala aturan yang ada di Kota Denpasar," pungkasnya. (Red/team)
Via
Kuliner
Posting Komentar